Kamu pernah dengar istilah Price Earning Ratio atau PER waktu cari info tentang saham? Buat investor, khususnya yang mulai tertarik sama analisis fundamental, PER adalah salah satu indikator paling populer yang sering dipakai untuk menilai apakah harga sebuah saham itu kemahalan atau justru masih terjangkau.
Tapi sebenarnya, apa itu price earning ratio? Apa fungsinya? Dan gimana cara hitung PER yang benar? Artikel ini akan bantu kamu memahami semuanya secara sederhana, step-by-step, dan tentu saja relevan untuk kamu yang ingin mulai belajar investasi saham lebih serius.
Pengertian Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar harga saham dibandingkan dengan laba bersih per saham (EPS) dari suatu perusahaan. Sederhananya, PER membantu kamu mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan agar laba perusahaan bisa menutup harga saham yang kamu beli.
Secara rumus:
PER = Harga Saham / EPS (Earnings Per Share)
Contohnya, jika saham perusahaan A harganya Rp2.000 dan EPS-nya Rp200, maka:
PER = 2.000 / 200 = 10x
Artinya, kamu “membayar” 10 kali lipat dari laba bersih per saham. Jadi, kalau laba perusahaan tetap, maka kamu butuh 10 tahun untuk “balik modal” dari laba tersebut (secara teori).
Fungsi Price Earning Ratio
Kamu mungkin bertanya-tanya, “Kenapa sih angka PER ini penting banget buat investor?” Nah, berikut adalah beberapa fungsi PER yang wajib kamu tahu:
1. Mengukur Valuasi Saham
PER sering digunakan untuk menentukan apakah saham itu undervalued (murah) atau overvalued (mahal). Umumnya:
- PER rendah = saham murah (tapi perlu dicek apakah ada risiko lain)
- PER tinggi = saham mahal (mungkin karena ekspektasi pertumbuhan tinggi)
2. Membandingkan Kinerja Antar Saham
PER memudahkan kamu membandingkan saham-saham dari sektor yang sama. Misalnya kamu ingin pilih saham dari sektor perbankan, kamu bisa bandingkan PER antar bank untuk lihat mana yang lebih efisien menghasilkan laba.
3. Menggambarkan Ekspektasi Pasar
PER juga mencerminkan ekspektasi pasar. Jika sebuah saham punya PER tinggi, itu bisa berarti investor yakin perusahaan tersebut akan tumbuh lebih cepat di masa depan. Tapi hati-hati, ekspektasi tinggi kadang nggak sejalan dengan kenyataan.
4. Membantu Strategi Investasi Jangka Panjang
Buat kamu yang tertarik investasi jangka panjang, PER bisa jadi alat bantu untuk menentukan momen yang tepat membeli atau menjual saham berdasarkan fundamental perusahaan.
Cara Menghitung PER dengan Mudah
Kamu bisa mencari data PER di banyak platform investasi atau sekuritas, tapi nggak ada salahnya kamu juga tahu cara hitung manualnya.
1. Tentukan Harga Saham Saat Ini
Ambil data harga saham terkini dari aplikasi investasi kamu, misalnya harga saham perusahaan XYZ saat ini Rp1.500.
2. Cari EPS-nya
EPS biasanya bisa ditemukan di laporan keuangan tahunan atau di platform investasi. Misalnya EPS XYZ adalah Rp150.
3. Hitung dengan Rumus
PER = Harga Saham / EPS
PER = 1.500 / 150 = 10x
Selesai! Sekarang kamu bisa menilai sendiri apakah saham tersebut worth it atau terlalu mahal dibanding laba yang dihasilkan.
PER Rendah Belum Tentu Murah, PER Tinggi Belum Tentu Mahal
Ini yang sering bikin bingung pemula. Banyak yang langsung beli saham karena PER-nya rendah, padahal bisa jadi:
- Laba perusahaan sedang turun drastis (PER rendah tapi prospek buruk)
- Ada masalah hukum atau manajemen (PER rendah karena risiko tinggi)
Sebaliknya, saham dengan PER tinggi juga belum tentu mahal. Bisa jadi perusahaan punya prospek pertumbuhan sangat besar, jadi wajar kalau pasar menilai harga sahamnya lebih tinggi dari rata-rata.
Makanya, jangan hanya lihat PER aja ya. Kombinasikan juga dengan:
- PBV (Price to Book Value)
- ROE (Return on Equity)
- Growth EPS
- Utang dan kas perusahaan
- Kinerja sektoral
Contoh Penggunaan PER dalam Investasi
Kamu sedang tertarik saham A dan saham B. Keduanya ada di sektor consumer goods.
- Saham A: Harga Rp2.000, EPS Rp100 → PER = 20x
- Saham B: Harga Rp3.000, EPS Rp300 → PER = 10x
Dari PER, saham B terlihat lebih murah. Tapi, setelah kamu cek, ternyata laba saham A naik 30% per tahun, sementara saham B stagnan.
Artinya, meskipun PER saham A lebih tinggi, prospek pertumbuhan ke depan lebih besar. Inilah pentingnya melihat angka PER dalam konteks yang lebih luas.
Bangun Strategi Investasi dengan Data yang Kuat
Sebagai investor, kamu sebaiknya tidak hanya terpaku pada tren pasar atau “kata orang”. Gunakan price earning ratio sebagai salah satu indikator utama untuk menilai fundamental perusahaan. Kombinasikan dengan data keuangan lain agar keputusan kamu lebih rasional.
Dan yang tak kalah penting: pastikan kamu menggunakan tools dan layanan yang mendukung pengelolaan keuangan dan investasi secara optimal.
Manfaatkan Kartu Kredit Bank Mega untuk Gaya Hidup Finansial Sehat
Kamu bisa mulai membangun portofolio investasi tanpa mengorbankan gaya hidup, asal pintar mengatur pengeluaran. Salah satunya, gunakan Kartu Kredit Bank Mega untuk transaksi sehari-hari—dan dapatkan berbagai keuntungan seperti:
- Promo eksklusif di merchant favorit
- Potongan harga dan cashback di banyak platform
- Pengumpulan MPC Point dari setiap transaksi
baca juga : Tips Pemula: Cara Sukses Mulai Investasi Saham dengan Mudah
Waktu Terbaik untuk Mulai? Sekarang!
Memahami price earning ratio bukan hanya soal angka—ini tentang bagaimana kamu menilai nilai dari sebuah perusahaan. PER bisa jadi salah satu alat bantu terbaik buat kamu yang ingin investasi jangka panjang, selama kamu menggunakannya dengan bijak dan tidak berdiri sendiri.
Yuk, mulai analisis saham dengan lebih percaya diri. Dan jangan lupa, semua keputusan keuangan yang baik berawal dari pengetahuan yang cukup. Kamu udah selangkah lebih dekat ke sana!
Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang produk dan layanan dari Bank Mega, kamu bisa kunjungi website kami, hubungi layanan pelanggan kami di 08041500010, atau bisa juga download aplikasi M-Smile yang tersedia di App Store dan Play Store untuk daftar dan apply Tabungan Bank Mega dan Kartu Kredit Bank Mega sekarang juga! Kamu juga bisa apply kartu kredit hanya 5 menit langsung di-approve lewat sini.
Bank Mega Berizin dan Diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan & Bank Indonesia serta merupakan peserta penjaminan LPS