Bagi banyak orang, memiliki rumah sendiri adalah salah satu tujuan finansial terbesar dalam hidup. Tapi bagi mereka yang berada di posisi sandwich generation—generasi yang menanggung biaya hidup orang tua sekaligus anak—mimpi ini bisa terasa jauh lebih rumit. Beberapa tips beli rumah bisa diterapkan untuk mencapai mimpi memiliki rumah.
Di satu sisi, kamu harus memikirkan biaya sekolah anak, asuransi kesehatan, dan tabungan masa depan. Di sisi lain, kebutuhan orang tua untuk perawatan atau biaya pensiun juga tidak bisa diabaikan. Di tengah tekanan finansial tersebut, membeli rumah seolah jadi prioritas yang terus tertunda.
Padahal, memiliki rumah bukan hanya soal prestise. Rumah adalah aset jangka panjang yang bisa memberikan rasa aman, stabilitas keluarga, dan bahkan menjadi sumber penghasilan pasif jika dikelola dengan tepat. Itu sebabnya, penting bagi generasi sandwich untuk menyusun strategi yang realistis agar tetap bisa mewujudkan impian punya rumah sendiri, tanpa mengorbankan kebutuhan keluarga yang lain.
Apa Itu Sandwich Generation dan Tantangannya?
Istilah “sandwich generation” mengacu pada kelompok usia produktif yang berada di posisi tengah—menanggung beban finansial dua generasi sekaligus: orang tua di atasnya dan anak-anak di bawahnya. Biasanya, kelompok ini berada pada rentang usia 30 hingga 45 tahun, saat karier sedang menanjak, tapi tanggung jawab keluarga juga sedang tinggi-tingginya.
Tantangan utama sandwich generation bukan hanya soal jumlah pengeluaran yang besar, tapi juga tekanan psikologis untuk bisa memenuhi kebutuhan semua pihak secara adil. Di tengah beban tersebut, cita-cita untuk membeli rumah sendiri sering kali terdorong ke belakang karena:
- Harus mendahulukan biaya sekolah anak
- Menanggung pengobatan atau kebutuhan harian orang tua
- Penghasilan tetap yang terbagi ke banyak pos
- Minimnya akses ke dana darurat atau tabungan jangka panjang
Meski begitu, bukan berarti generasi sandwich tidak bisa membeli rumah. Justru, dengan strategi yang tepat dan perencanaan matang, kamu tetap bisa punya tempat tinggal sendiri tanpa harus mengorbankan kebutuhan keluarga.
Pentingnya Punya Rumah untuk Generasi Sandwich
Bagi sandwich generation, membeli rumah bukan hanya pencapaian finansial—tapi juga langkah strategis untuk menciptakan kestabilan di tengah tekanan multigenerasi. Rumah yang dimiliki sendiri dapat menjadi penopang psikologis dan finansial yang sangat berarti.
Berikut beberapa alasan mengapa rumah sangat penting bagi generasi sandwich:
🏡 Sebagai Tempat Tinggal yang Stabil dan Aman
Dengan memiliki rumah sendiri, kamu bisa menghindari beban pindah kontrakan setiap tahun, dan menciptakan rasa aman untuk anak-anak maupun orang tua yang tinggal bersama.
📈 Aset Jangka Panjang yang Bernilai
Properti umumnya mengalami kenaikan nilai dari tahun ke tahun. Rumah bukan hanya tempat tinggal, tapi juga aset investasi yang bisa dimanfaatkan di masa depan.
💸 Perlindungan dari Biaya Sewa yang Terus Naik
Setiap tahun, biaya sewa cenderung meningkat. Dengan rumah sendiri, kamu punya kontrol penuh atas anggaran hunian jangka panjang.
👪 Mendukung Pola Hidup Multigenerasi
Punya rumah sendiri juga berarti kamu bisa mengatur ruang sesuai kebutuhan: kamar orang tua, ruang belajar anak, hingga ruang kerja sendiri. Ini penting untuk menjaga keharmonisan hidup bersama.
Maka dari itu, meskipun terasa sulit, mewujudkan rumah sendiri tetap layak diperjuangkan—dengan strategi yang disesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga.
Tips Beli Rumah yang Realistis untuk Sandwich Generation
Membeli rumah bukan berarti harus langsung besar, mewah, atau di lokasi prestisius. Bagi kamu yang berada di posisi sandwich generation, kuncinya adalah realistis dan terencana. Berikut beberapa tips beli rumah yang bisa kamu pertimbangkan:
1. Hitung Daya Beli Secara Jujur
Sebelum melihat lokasi atau tipe rumah, hitung dulu berapa besar anggaran yang bisa kamu alokasikan tiap bulan untuk cicilan rumah. Idealnya, cicilan tidak melebihi 30% dari total pendapatan keluarga. Hitungan ini penting agar kamu tetap punya ruang untuk kebutuhan orang tua dan anak.
2. Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Gengsi
Fokuslah pada rumah yang layak, aman, dan sesuai kebutuhan—bukan karena gaya atau status sosial. Rumah di pinggiran kota yang nyaman sering kali lebih baik daripada apartemen kecil yang mewah tapi memberatkan cashflow.
3. Pilih Skema Cicilan Sesuai Cashflow
Sesuaikan tenor dan skema KPR dengan kondisi finansialmu. Tenor panjang memang cicilannya lebih ringan, tapi total bunga bisa lebih besar. Pilih yang memberi ruang napas dalam keuangan bulananmu.
4. Cari Program Subsidi atau Bantuan DP
Pemerintah maupun beberapa pengembang kadang menawarkan bantuan uang muka (DP) atau program KPR bersubsidi. Manfaatkan peluang ini, terutama jika kamu termasuk kategori MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah).
5. Pertimbangkan KPR Bersama Pasangan (Joint Income)
Kalau kamu menikah dan dua-duanya bekerja, manfaatkan sistem joint income untuk meningkatkan limit KPR. Ini bisa membuka akses ke rumah yang lebih layak tanpa memaksakan anggaran.
6. Sisihkan Dana Darurat Terpisah
Jangan sampai semua uang kamu alokasikan ke cicilan rumah. Tetap jaga dana darurat minimal 3–6 bulan pengeluaran, agar kamu tidak kewalahan kalau ada kebutuhan mendesak dari orang tua atau anak.
7. Fokus ke Properti Siap Huni atau Potensial Disewakan
Jika memungkinkan, pilih rumah yang bisa langsung dihuni atau bahkan disewakan sebagian (misalnya rumah dengan 2 lantai atau rumah petak dengan akses terpisah). Ini bisa jadi tambahan pemasukan yang berguna. Dengan strategi yang realistis seperti ini, rumah impian tetap bisa dicapai, meski kamu berada di tengah tekanan sebagai sandwich generation.
8. Gunakan Cicilan Kartu Kredit
Buat kamu yang termasuk sandwich generation dan sedang berjuang membeli rumah pertama, ada beberapa strategi cerdas yang bisa membantu meringankan beban finansial. Salah satunya adalah memanfaatkan fasilitas kartu kredit untuk kebutuhan terkait pembelian rumah, seperti mencicil furnitur, alat elektronik, atau biaya renovasi ringan dengan program cicilan 0% atau bunga rendah. Dengan begitu, kamu bisa mengatur arus kas lebih stabil tanpa mengganggu pengeluaran untuk orang tua maupun anak. Pastikan juga memilih kartu kredit yang menawarkan reward atau cashback agar setiap transaksi jadi lebih menguntungkan. Kalau kamu belum punya, yuk apply Kartu Kredit Bank Mega sekarang lewat aplikasi M-Smile dan nikmati berbagai kemudahan serta promo eksklusifnya!
Solusi Alternatif untuk Miliki Rumah
Kalau membeli rumah secara konvensional masih terasa berat, jangan putus asa. Ada beberapa solusi alternatif yang bisa kamu pertimbangkan agar impian punya rumah tetap bisa diwujudkan, meski secara bertahap.
🏠 1. KPR Bersama Pasangan
Jika kamu dan pasangan sama-sama bekerja, ajukan KPR bersama (joint income). Cara ini bisa meningkatkan plafon pinjaman dan membuka peluang untuk membeli rumah yang lebih sesuai dengan kebutuhan keluarga, tanpa menambah tekanan ke satu pihak saja.
📆 2. Beli Bertahap: Sewa Beli atau Over Kredit
Skema sewa beli memungkinkan kamu menempati rumah sambil mencicil kepemilikannya. Atau kamu bisa cari opsi over kredit rumah second dengan harga yang lebih terjangkau. Biasanya penjual butuh cepat, sehingga kamu bisa negosiasi lebih fleksibel.
🌿 3. Incar Rumah Tapak di Pinggiran Kota
Harga properti di pusat kota makin sulit dijangkau. Pertimbangkan rumah di kawasan berkembang atau pinggiran kota dengan akses transportasi publik. Selain lebih murah, kawasan seperti ini cenderung mengalami kenaikan nilai dalam jangka menengah.
🏘️ 4. Mulai dari Properti Skala Kecil
Gak harus langsung rumah besar. Kamu bisa mulai dari investasi kecil seperti apartemen studio, rumah kos, atau kontrakan petak. Selain lebih terjangkau, properti ini bisa disewakan dulu sambil kamu mempersiapkan pembelian rumah utama.
Ingat, rumah pertama gak harus sempurna. Tapi dari langkah kecil ini, kamu bisa terus melangkah menuju hunian ideal versi keluargamu.
Rumah Impian Bisa Dicapai, Asal Punya Strategi
Menjadi bagian dari sandwich generation memang penuh tantangan. Kamu harus cermat membagi penghasilan untuk memenuhi kebutuhan anak, orang tua, dan diri sendiri. Tapi di tengah semua itu, bukan berarti impian punya rumah harus ditunda terus-menerus.
Dengan strategi yang realistis, perhitungan yang matang, dan sedikit fleksibilitas, kamu tetap bisa membeli rumah tanpa harus mengorbankan kebutuhan keluarga. Mulai dari menata prioritas, memilih skema KPR yang sesuai, hingga mempertimbangkan solusi alternatif seperti joint income atau membeli bertahap—semuanya adalah langkah nyata menuju rumah pertama kamu.
Ingat, rumah bukan hanya soal tembok dan atap. Itu soal kenyamanan, stabilitas, dan investasi masa depan bagi orang-orang yang kamu sayangi.
Yuk, mulai rencanakan dari sekarang. Rumah impian itu bisa dicapai—asal kamu punya strategi sesuai tips beli rumah diatas. Jika kamu sedang mencari solusi KPR yang fleksibel dan terpercaya, KPR Mega Griya dari Bank Mega bisa menjadi pilihan tepat. Dengan suku bunga kompetitif dan tenor hingga 20 tahun, KPR Mega Griya dirancang untuk membantu keluarga seperti kamu—terutama generasi sandwich—agar tetap bisa memiliki hunian sendiri tanpa harus mengorbankan kebutuhan anggota keluarga lainnya. Kamu juga bisa mengajukan KPR bersama pasangan untuk meningkatkan plafon pinjaman, sehingga peluang memiliki rumah impian jadi lebih besar.